Minggu, 19 Juni 2022

Penetapan, Deliniasi dan Penentuan Tipologi Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi

 a.       PENETAPAN KAWASAN RAWAN BENCANA

Langkah Penetapan Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi

·       Gunakan Peta Kerawanan Bencana Gempa Bumi di Indonesia.

·       Gunakan Peta Seismoteknik di Indonesia.

·       Tentukan lokasi anda, apakah lokasi anda termasuk dalam wilayah rawan bencana?

·       Bila ya, maka tetapkan kawasan anda sebagai kawasan rawan bencana gempa bumi.

·       Bila mencakup areal yang cukup luas sehingga perlu dikoordinasikan dengan wilayah di atasnya (provinsi), maka kawasan tersebut dapat ditetapkan sebagai kawasan strategis yang rawan bencana gempa bumi.

·       Verifikasi kawasan rawan bencana yang telah ditetapkan tersebut dengan data pendukung yang bersifat lokal.

·       Data pendukung tersebut berupa: peta geologi/batuan, peta kelas kelerengan wilayah, kejadian gempa yang pernah terjadi dan dampaknya

b.       DELINEASI KAWASAN RAWAN BENCANA

Langkah deliniasi kawasan didasarkan pada kriteria tipologi masing-masing kerawanan bencana. Hasil dari langkah ini adalah terdeliniasinya kawasan rawan bencana gempa bumi. Data yang dibutuhkan dalam deliniasi kawasan berdasarkan kriteria tipologi rawan bencana gempa bumi

 

 

Jenis Data

Sumber Data

Peta Geologi/Batuan wilayah

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Peta Kelerengan Wilayah

Hasil olahan dari data topografi (lihat buku Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dalam Penataan Ruang)

Peta Seismoteknik Indonesia

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Peta Wilayah Rawan Gempa Bumi Indonesia

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Tabel Kegempaan

 

Buku Pedoman Penataan Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi & Kawasan Rawan Gempa Bumi

Kriteria Tipologi Rawan Gempa Bumi

Buku Pedoman Penataan Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi & Kawasan Rawan Gempa Bumi

 

c.       PENENTUAN TIPOLOGI KAWASAN RAWAN GEMPA BUMI

 

Langkah-langkah dalam menentukan tipologi dilakukan dengan

menumpangtindihkan data-data:

• Sifat Fisik Batuan (Peta Geologi/batuan)

• Kemiringan Lereng (Peta Kelerengan)

• Kegempaan (Peta Wilayah Rawan Bencana Gempa Bumi, dengan skala MMI)

• Struktur Geologi (Peta Seismoteknik)

 

Langkah Pengerjaan:

• Informasi dari keempat peta (Peta Geologi Regional yang berisikan tentang jenis batuan, Peta

Wilayah Rawan Bencana Gempa bumi Indonesia, Peta Struktur Geologi yang

menggambarkan adanya sesar/patahan, Peta Kemiringan Lereng) dipindahkan/

digambarkan di Peta Dasar dengan membuat deliniasi untuk masing-masing kelas dalam

satu variabel. Misalnya untuk variabel kemiringan lahan, kawasan perencanaan dibagi dalam

klas kemiringan lahan 0-7%; 7-30%; 30-70%; dan > 70%. Dengan menggunakan matriks

dibawah selanjutnya masing-masing kelas diberi nilai 1, 2, 3, dan 4. Hal yang sama dilakukan

pembagian klas lahan untuk masing-masing varibel pada satu peta (layer).

• Setelah keempat variabel tersebut digambarkan pada setiap lembar peta dasar, selanjutnya

dilanjutkan dengan penampalan (superimpose) keempat peta/layer secara berurutan yaitu

dari variabel 1 ditampalkan dengan varibel 2 kemudian diikuti dengan variabel 3 dan variabel

4. Sebelum dilakukan penampalan setiap nilai dari kelas lahan dari masing-masing variabel

dikalikan dengan bobot dari variabel tersebut. Contoh: Untuk variabel struktur geologi, kelas

c (pada zona sesar) diberikan skor 4x4=16.

• Pada waktu penampalan dari variabel 1 (Geologi) ditampalkan dengan variabel 2 (kemiringan

lahan), skor yang dimiliki setiap titik dari kawasan perencanaan untuk masing-masing varibel

dijumlahkan. Contoh: Pada satu titik kawasan perencanaan mempunyai nilai skor 12 untuk

variabel 1 (geologi tanah berupa lempung, lumpur) dan mempunyai nilai skor 9 untuk

variabel 2 (kemiringan curam-sangat curam). Dari kedua variabel titik tersebut mendapat

skor 21. Selanjutnya dilakukan penampalan variabel 3 dengan nilai skor 15 (kegempaan pada

skala VIII), maka dari ketiga variabel titik tersebut mendapat nilai 21+15= 36. Pada

penampalan varibel 4 dengan nilai 8 (struktur geologi dekat dengan daerah sesar), maka nilai

akhir dari penampalan keempat variabel adalah 36+8=44.

• Nilai yang diperoleh pada butir 3 di atas dicocokkan dengan nilai skor masing-masing tipologi

kerawanan bencana gempa bumi yaitu:

o Tipe A jika skor akhir 31-35

o Tipe B jika skor akhir 35-40

o Tipe C jika skor akhir 41-45

o Tipe D jika skor akhir 46-50

o Tipe E jika skor akhir 51-55

o Tipe F jika skor akhir 56-60

 

 

Matriks Pembobotan untuk Kestabilan Wilayah Terhadap Gempa Bumi Komponen (Informasi Geologi) yang Diperhitungkan:

 

NO

INFORMASI GEOLOGI

KELAS INFORMASI

NILAI

KEMAMPUAN

BOBOT

SKOR

1

Geologi (sifat fisik

dan keteknikan

batuan)

a. Andesit, granit, diorit, metamorf, breksi volkanik, aglomerat, breksi sedimen, konglomerat

1

3

3

b. Batupasir, tufa kasar, batulanau, arkose, greywacke, batugamping

2

6

c. Pasir, lanau, batulumpur, napal, tufa halus, serpih

3

9

d. Lempung, lumpur, lempung organik, gambut

4

12

2

Kemiringan Lereng

a. Datar – Landai (0 - 7 %)

1

3

3

b. Miring – Agak Curam (7 – 30 %)

2

6

c. Curam – Sangat Curam (30 – 140 %)

3

9

d. Terjal (> 140 %)

4

12

3

Kegempaan

MMI

a

Richter

 

5

 

I, ii, iii, iv, v

< 0,05 g

< 5

1

5

Vi, vii

0,05 – 0,15 g

5 – 6

2

10

Viii

0,15 – 0,30 g 6

6 – 6,5

3

15

Ix, x, xi, xii

> 0,30 g

> 6,5

4

20

4

Struktur Geologi

a. Jauh dari zona sesar

1

4

4

b. Dekat dengan zona sesar (100 – 1000 m dari zona sesar)

2

8

c. Pada zona sesar (<100 m dari zona sesar)

4

16

 

Untuk menghitung Skor guna mengidentifikasi tipologi zona dan atau kelas kestabilan lahan kawasan rawan gempa adalah dengan mengalikan antara nilai kemampuan dan pembobotan yang diberikan berdasarkan diatas

SKOR = NILAI KEMAMPUAN X BOBOT

Skor tiap informasi teknologi (sifat fisik dan keteknikan batuan, kemiringan lereng, kegempaan dan struktur geologi) dijumlah untuk mendapatkan kelas kestabilan lahan dan zona tipologi kerawanan.

 

Sumber: MODUL TERAPAN PEDOMAN PENATAAN RUANG KAWASAN RAWAN LETUSAN GUNUNG BERAPI DAN KAWASAN RAWAN GEMPA BUMI