Arahan Visium Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pencapaian Smart Living yaitu 100% untuk
hunian cerdas pada tahun 2030. Smart Living yang tertuang dalam Visium
Kementerian PUPR dimaknai sebagai permukiman cerdas. Arah kebijakan pembinaan
dan pengembangan infrastruktur permukiman dalam mewujudkan Smart Living adalah
peningkatan penyediaan infrastruktur permukiman yang partisipatif dan
berkelanjutan, dengan pengarusutamaan empat aspek dalam pelaksanaannya, yaitu
perwujudan permukiman layak huni, penerapan bangunan gedung hijau, pembangunan
permukiman tahan bencana, serta penerapan teknologi dan permukiman ramah
lingkungan. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana upaya yang
sebaiknya dilakukan dalam rangka mewujudkan permukiman cerdas sesuai cita-cita
Visium Kementerian PUPR.
Korea
Selatan merupakan salah satu negara yang menjadi champion perwujudan konsep
Smart City. Basis dari penyelenggaran Smart City adalah upaya yang dilakukan
sebagai solusi menyelesaikan permasalahan dan mengakomodasi kebutuhan warga
yang menjadi penghuni dengan memanfaatkan layanan teknologi yang inovatif.
Busan Eco Delta Smart City dapat dijadikan sebagai referensi konsep perwujudan
permukiman cerdas. Busan Eco Delta memiliki luas 11,77 km2 yang telah dibangun sejak
tahun 2020 dengan skenario jumlah penduduk 76.000 orang. Sebagai upaya
mewujudkan permukiman layak huni, Busan Eco Delta didesain untuk dapat
meningkatkan quality of life (50:50 work & life balance) sehingga dapat
meningkatkan kesehatan penghuninya untuk 5 tahun hidup sehat lebih lama.
Komitmen yang dilakukan yaitu dengan menyediakan 31% dari luas lahannya untuk
kegiatan ekonomi dan menciptakan pekerjaan yang layak dengan berbasis
Information and Communication Technologies (ICT),
menetapkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 31% dalam bentuk urban eco park,
waterfront park, bird feeding ground dan eco wetland parks, mewujudkan walkable
city serta memanfaatkan teknologi untuk mengurangi tingkat stres penghuni
terhadap bencana terkait banjir, gempa bumi, potensi kebakaran dan pencegahan
tindakan Kriminal.
Sebagai
upaya membangun permukiman tahan bencana Eco Delta City melakukan transformasi
digital untuk dapat mensimulasikan potensi tsunami yang terjadi dengan
menggunakan digital twin. Konsep teknologi ini mampu mensimulasikan kondisi
real kawasan kedalam bentuk digital yang berbasis pada kemampuan
Big Data, Artificial Intelegent dan Internet of Things sehingga dapat diperoleh
berbagai skenario mitigasi.
Bangunan
gedung hijau di Busan Eco Delta diwujudkan dengan mengaplikasikan beberapa
konsep cerdas antara lain Low Impact Development (LID) konsep yang
memaksimalkan potensi infiltrasi pasca pembangunan, Smart Water Management
(SWM) mengaplikasikan ICT untuk mengoptimalkan kualitas dan kuantitas air,
serta pemanfaatan solar panel sebagai sumber energi listrik mandiri di setiap
rumah.
Perwujudan
permukiman cerdas dengan optimalisasi transformasi digital menjadi suatu
keniscayaan dilakukan saat ini sebagai respon
terhadap tantangan di masa depan. Penyelenggaraan penataan ruang pada unit
terkecil perencanaan yaitu Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) tentu saja menjadi kunci keberhasilan Permukiman
Cerdas. Kolaborasi dukungan Penataan Ruang dan dukungan Kementerian PUPR di
dalam mewujudkan Smart Living tentu harus memperhatikan karakteristik
masyarakat Indonesia sebagai penghuni agar supaya transformasi adaptasi
teknologi yang dilakukan proporsional, tepat guna dan sesuai kebutuhan sehingga
dapat dimanfaatkan dan dikelola secara efisien dan efektif.
Sumber: Oleh Benny Hermawan, S.T., M.Sc.1 , dan Akhyar Farizal, ST., M.Eng dalam BULETIN PENATAAN RUANG Edisi VI | November - Desember 2022