Berbagai studi kasus yang mendokumentasikan
pengalaman perencanaan di berbagai konteks, hasil dan pembelajaran itu
jumlahnya cukup banyak dan beragam. Lima pokok pembelajaran yang dapat disampaikan
dari berbagai studi kasus ini, yang menunjukkan pembangunan kota dan wilayah
berkelanjutan dapat didorong melalui: 1) formulasi dan implementasi kebijakan
yang terpadu; 2) strategi peremajaan yang transformative; 3) perencanaan dan
pengelolaan lingkungan; 4) kota dan wilayah yg terkoneksi dan kompak, dan; 5)
perencanaan partisipatif dan inklusif. Pokok-pokok pembelajaran yang didapat
dari berbagai studi kasus dapat diaplikasikan pada tingkat lokal, wiayah,
nasional atau internasional, merefleksikan suatu kesinambungan perencanaan dan
pembangunan kota.
Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan yang
Terpadu
Melaksanakan kebijakan dan rencana kota
adalah cara efektif untuk meningkatkan dan memperkuat sistem pemerintahan kota
agar pembangunan ekonomi dan sosial yang berimbang dapat tercapai. Untuk
membuat intervensi kebijakan yang efektif dibutuhkan perspektif jangka panjang,
yang memperhitungkan kebutuhan masa kini dan masa depan dari suatu area.
Kebijakan vertikal dan horizontal yang terpadu terbukti penting dalam membentuk
tata ruang di setiap wilayah, mengarahkan pertumbuhan yang akan datang,
mempengaruhi perilaku dan tindakan politis dan memberikan arahan strategis
melalui visi bersama pembangunan.
Kuatnya kebijakan yang mengacu ke masa
depan telah berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di
Tiongkok, khususnya Delta Sungai Yangtse dan Shenzhen, wilayah yang menjadi
kekuatan ekonomi Tiongkok. Shenzhen sebagai Zona Ekonomi Khusus (SEZ),
berkembang dari desa nelayan menjadi megacity modern. Rencana lnduk yang
efektif memastikan bahwa pembangunan wilayah yang berimbang, dimana semua area
terlayani oleh 1nfrastruktur, akses terhadap pekerjaan dan ruang terbuka hijau.
Selaras dengan itu, pembangunan wilayah dan
ekonomi yang berimbang sudah dimulai dalam kebijakan pembangunan
supra-nasional, wilayah dan kota di Maroko, Gauteng, Afrika Selatan dan Uni
Eropa. Masing-masing menggunakan rencana tata ruang dan kerja sama sektoral
untuk menghindari segregasi sosial dan kondisi kumuh , sekaligus menghasilkan
keluaran ekonomi yang meningkat melalui produktivitas dan aksesibilitas yang
lebih baik. Hal ini ditunjukkan pada Wilayah Kota Gauteng, yang menerapkan
kebijakan pembangunan yang progresif untuk memadukan tujuan pembangunan pada
tingkat kelembagaan horizontal dan vertikal.
Penggunaan kebijakan perencanaan kota dan
wilayah untuk memperbaiki pengelolaan kebencanaan dan mitigasi risiko terhadap
perubahan iklim adalah langkah efektif di Port-au-Prince, Haiti dan Norwegia, d1mana
keterpaduan sektor publik, swasta dan LSM membentuk ketangguhan kota. Pada
kasus Norwegia, mobilisasi berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung
kebijakan lingkungan dan perkotaan ke arah masa depan membantu memperbaiki
kesiapan negara, melalui standarisasi tujuan dan sasaran adaptasi perubahan
iklim.
Strategi Peremajaan Transformatif
Kemunduran perkotaan disebabkan oleh
upaya-upaya yang tak kunjung berhasil untuk perbaikan ekonomi, sosial dan
lingkungan dan berujung pada berkurangnya populasi atau ketidak-stabilan sosial
di suatu area. Perencanaan kota dan wilayah memiliki kemampuan besar untuk melakukan
perubahan melalui strategi perencanaan jangka panjang dan diterapkan
berdasarkan pembangunan berbasis . kawasan. Peremajaan kota merupakan cara
proakbf merespons perubahan lingkungan lokal dan global secara tata ruang untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, memulihkan ikatan sosial, dan meningkatkan
lingkungan alamiah. Untuk mencapai hal ini diperlukan adanya struktur tata
kelola pemerintahan yang kuat . dan progresif, yang menggunakan pendekatan inovatif dalam
merespons tantangan perkotaan yang kompleks.
Penggunaan strategi perencanaan kota. dan wilayah . untuk
mencegah eksklusi sosial berhasll dilakukan di Lyon, Perancis dan Medellin, Kolumbia, yang
memadukan kawasan yang termarjinalkan untuk membangun kembali kohesi sosial.
Hal ini tercapai melalui strategi dan rencana induk kota yang menciptakan
keterhubungan bagian-bagian kota dan menyediakan ruang publik agar terjadi
inklu~i dan partisipasi. Medellin adalah contoh utama dimana formasi pendekatan
lokal untuk pembangunan kota menghasilkan dampak tak langsung tetapi
berpengaruh kuat terhadap tingkat kematian dan kerawanan kejahatan di kota, dan
akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Apresiasi diberikan terhadap
keterpaduan lingkungan kota yang tadinya rawan kejahatan, melalui proyek
pembangunan kota yang berskala kecil sehingga ruang publik lebih
ramah bagi keterpaduan sosial.
Peluang peremajaan kawasan banyak terdapat di kota atau
wilayah yang mengalami perubahan industri: penurunan pertumbuhan ekonomi, dan
degradasi kualitas lingkungan. Hal ini terjadi di Chattanooga, AS, ·
Rhine-Ruhr Jerman dan Krasnoyarsk, Rusia, yang menggunakan pusat kota yang
terdegradasi sebagai dasar bagi rencana kota yang konstruktif, untuk membangun
strategi perencanaan yang adaptif dan berjangka panjang. Rhine-Ruhr merupakan
contoh unik, yang mengubah dirinya dari lahan buangan . industri menjadi taman
hijau yang menarik ribuan turis setiap tahunnya, dan menjadi percontohan nasional tentang
perencanaan kota dan wilayah.
Menggunakan intervensi tata ruang untuk
mendorong regenerasi ekonomi tidak terbatas hanya pada bekas kota industri
saja. Kota Strasbourg, Perancis . mengidentifikasikan wilayah perbatasannya
sebagai area yang kurang dimanfaatkan karena tak adanya keterpaduan wilayah
lintas-batas dengan Kehl, Jerman. Respons inovatif dari kedua walikotanya
adalah secara proaktif memadukan wilayah melalui berbagai proyek pembangunan
kota yang bersifa~ lintas-batas. Bersama sama, mereka mereformas1 struktur tata
kelola pemerintahan untuk memfasilitasi proyek-proyek pembangunan kota, mendorong
.. pergerakan manusia dan ekonomi kedua area ini, serta mendorong wilayah supra-nasional menjadi kompetitif di
Uni Eropa.
Perencanaan dan Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan alamiah menjadi komponen
mendasar dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.Pemaduan lingkungan
alamiah pada proses dan kebijakan perencanaan kota dan wilayah mulai dirasakan
penting pada pengembangan kota tangguh (resilient city) sebagai akibat
meningkatnya kesadaran perubahan iklim dan risiko terkait, ancaman bencana alam
dan perlunya menyediakan sumber daya yang cukup untuk mendukung pertumbuhan
penduduk. Hal ini penting pada berbagai skala perencanaan kota dan wilayah,
dengan mempertimbangkan situasi dan sumber daya lintasbatas dimana jumlah
pemangku kepentingan bertambah pesat.
Keterpaduan adaptasi iklim dan pengelolaan
sumber daya alam telah diperkenalkan dalam contoh kasus Melbourne, Australia
dan Toronto, Kanada, dimana proses perancangan kota dan tata guna lahan telah
terpadu dengan lingkungan hidup sehingga membentuk visi masa depan yang
berkelanjutan pada kedua kota ini. Menghadapi kondisi kekeringan akut dan
memburuknya lingkungan alamiah kota, DPRD kota Melbourne mengembangkan program
adaptasi iklim berbasis ekosistem yang terpadu dengan perencanaan kota. Dengan melakukan
hal tersebut, kota membuka kesempatan dalam proses pembangunan, seperti
perancangan kota yang ramah air, sekaligus menghindari dampak negatif
pembangunan, melalui Strategi Hutan Kota.
Wilayah lintas-batas semakin
dipertimbangkan pada kebijakan perencanaan supra-nasional, seperti contoh kasus
Wilayah Great Lakes yang melintasi Kanada dan AS, dan Sengwe-Tshipise
Wilderness Corridor yang membatasi Zimbabwe, Mozambik dan Afrika Selatan.
Pemaduan koridor-koridor biru, hijau dan keanekaragaman hayati ke dalam
strategi perencanaan menjadi dasar penting dalam pengelolaan sumber daya alam
dan penyatuan para pemangku kepentingan utama. Wilayah Great Lakes menggunakan
teknik analisis skenario untuk membangun konsensus antar-pemangku kepentingan
yang beragam, dan memastikan tersedianya sumber daya bersama di masa datang.
Merencana Wilayah dan Kota yang Kompak,
Terpadu dan Terhubung
Wilayah dan kota yang kompak dan terhubung
secara mendasar lebih produktif dan kurang merusak terhadap lingkungan dari
pada wilayah dan kota yang yang terpisah-pisah, menyebar dan menyebar
(sprawling). Koordinasi strategi kota dan wilayah dengan intervensi sektoral
sangat penting karenanya. Pembangunan ini dapat memacu penciptaan lapangan
kerja bagi warganya dan memfasilitasi lingkungan perkotaan yang inklusif secara
sosial.
Perencanaan kompak yang berhasil dengan
baik dalam mempengaruhi pembangunan infrastruktur dan mendukung kota yang
terhubungkan dengan baik ditunjukkan di kota Ahmedabad, India dan Fukuoka,
Jepang. Fukuoka, Jepang dikenal karena menerapkan "Model Kota
Kompak." Menggunakan kerangka pembangunan kota untuk menunjukkan penerapan
prinsip terkoneksi dan kompak dalam disainnya, telah menghasilkan pembangunan
ekonomi jangka panjang, kuliatas hidup, dan peningkatan kualitas lingkungan.
Projek lmbaba di Wilayah Kairo Raya yang
meregenerasi wilayah bandara untuk menyediakan transporasi, jasa dan perumahan
merupakan contoh keberhasilan penerapan prinsip kota kompak. Menggunakan lahan
peremajaan untuk mencapai pembangunan kompak, memperkuat koridor dan pusat
transportasi yang ada, menghasilkan struktur perkotaan yang ekonomis, sekaligus
mewujudkan areal kota yang terpadu.
Manfaat gambar grafis dan pemetaan yang
memperlihatkan terjadinya integrasi antar-kota ditunjukkan dalam pendekatan
rencana dasar di kotakota Lichinga, Mozambik dan di Santa Fe, Argentina, serta
dalam Aturan Pengembangan Guna Lahan di Yekaterinburg, Rusia. Dalam kasus
Yekaterinburg, Rusia, penggunaaan representasi grafis untuk menunjukkan
realitas saat ini, membantu pengintegrasian berbagai fungsi yang berbeda
melalui identifikasi intensitas penggunaan infrastruktur, sebagai elemen
penting untuk mencapai pembangunan ekonomi berkelanjutan dan peningkatan
kualitas hidup.
Perencanaan Partisipatif dan lnklusif
Manfaat partisipasi yang ditunjukkan dalam
berbagai studi kasus, menunjukkan keberhasilan yang diperoleh dengan melibatkan
masyarakat dan komunitas untuk memberikan hasil-hasil perkotaan, sosial dan
budaya yang lebih baik. Studi kasus menunjukkan perbaikan yang signifikan
terjadi dalam implementasi pada saat warga diajak berkonsultasi, dan diberi
kewenangan lebih untuk berkontribusi secara aktif pada penyusunan kebijakan dan
strategi kota dan wilayah. Hal ini memastikan terjaminnya hak-hak asasimanusia,
merespons terhadap isu kesetaraan gender, inklusi generasi muda dalam
lingkungan perkotaan.
Pelibatan masyarakat dalam perencanaan kota
dan proses implementasi memberikan hasil-hasil perkotaan yang lebih baik,
seperti di Surabaya, Indonesia dan Ghent, Belgia. Keberhasilan yang sama,
Strategi Pembangunan Kota (CDS) yang diterapkan di Ouagadougou, Burkina Faso
dan Douala, Kamerun, berisikan contoh tentang bagaimana inisiatif pembangunan
kota dapat diperkuat melalui pendekatan partisipatif dan inklusif.
Mengajak warga dan para pemangku
kepentingan untuk berperan-serta dalam strategi kotanya, melalui dialog terbuka
dan advokasi terus-menerus, merupakan kunci keberhasilan keseimbangan
pembangunan kota dan hak asasimanusia. Konsensus dan kerja sama dalam membangun
dan melaksanakan melalui CDS memberikan peningkatan rasa percaya diri
kelembagaan dan peluang pendanaan baru.
Contoh terbaik tentang partisipasi
masyarakat yang efektif dan terkelola baik, terbukti pada penganggaran
partisipatif di Porto Alegre, Brasil. Dengan menyediakan saluran bagi suara
warga untuk berkontribusi pada penyusunan kebijakan , terjadi peningkatan
tanggapan masyarakat dan tercapainya target tantangan sektor-sektor perkotaan
untuk akses terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, sanitasi, dan air bersih.
Proses ini telah memperkuat masyarakat secara keseluruhan, khususnya pada
kelompok yang termarjinalkan yang kini telah mampu menyuarakan kepeduliannya
pada isu sosial dan perkotaan.
Sumber: Buku Panduan lnternasional tentang Perencanaan Kota dan Wilayah Penerbit BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH, KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT