Rabu, 06 Mei 2020

Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)


PPSP merupakan program yang dicanangkan pemerintah  untuk  kurun  waktu  5  tahun dari tahun 2010. Program  ini  merupakan  program  pembangunan  sanitasi  yang  terintegrasi dari pusat hingga ke daerah yang melibatkan  pemangku  kepentingan  dari  kalangan  pemerintah  dan  non Pemerintah di  seluruh tingkatan. Program  ini  dilakukan  secara  bertahap dan  berkelanjutan  mulai tahun 2010 sampai tahun 2019 dengan target minimal  330 Kabupaten/Kota di Indonesia yang rawan masalah air limbah, persampahan, dan drainase perkotaan.
Program PPSP memiliki sasaran sebagai  berikut: 
·         Terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS). 
·         Pelaksanaan praktek 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta peningkatan tempat pembuangan akhir (TPA) menjadi  sanitary landfill. 
·         Pengurangan  genangan  air  di  100  wilayah  perkotaan  seluas 22.500 ha.
·         Tercapainya sasaran program dan kegiatan PPSP. 
· Tersusunnya rencana strategi sanitasi berupa Buku Putih  Sanitasi (BPS), dan Strategi Sanitasi Kabupaten atau Kota  (SSK).
·    Tersusunnya Memorandum Program Sanitasi (MPS)  bagi Kabupaten/Kota yang telah menyusun BPS dan SSK.
·         Terlaksanannya  program  dan  kegiatan  pembangunan  sanitasi permukiman sesuai dengan SSK/ MPS
·         Terlaksananya keberlanjutan program dan kegiatan PPSP  paska implementasi.
·         Terlaksananya  kegiatan  pemantauan  dan  evaluasi  pelaksanaan  pembangunan  sanitasi  Permukiman program PPSP di daerah.  
Apa Manfaat Program PPSP: 
Kabupaten/Kota yang telah bergabung dalam  program  PPSP  dan  telah  memiliki  dokumen sanitasi (BPS, SSK, dan MPS) akan memperoleh  manfaat diantaranya:
·         Kabupaten/Kota  memiliki  dokumen  perencanaan pembangunan sanitasi yang  berkualitas  sebagai  acuan  pembangunan  sanitasi di daerah.
·         Terjadinya  sinkronisasi  pembangunan  sanitasi mulai tahap perencanaan sampai  tahap implementasi di  Kabupaten/Kota,  Provinsi, dan Pusat.
·         Terjadinya  peningkatan  anggaran  untuk  pembangunan sanitasi di Kabupaten/Kota.
·         Menyediakan peluang untuk keterlibatan  pihak  lain  (masyarakat,  swasta,  donor)  dalam pembangunan sanitasi  di  Kabupaten/Kota.
·         Memperoleh  optimalisasi  anggaran  kementerian.
·         Dokumen  perencanaan  pembangunan  sanitasi (BPS, SSK, dan MPS) dapat menjadi  bahan advokasi.

Di dalam Program PPSP, proses perencanaan strategis menghasilkan 3 (tiga) dokumen berikut: Buku Puth Sanitasi (BPS), Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), dan Memorandum Program Sanitasi (MPS). BPS dan SSK merupakan dokumen yang dihasilkan dari pelaksanaan Tahap 3 di dalam PPSP, yaitu Perencanaan Strategis Sanitasi. Sedangkan MPS
merupakan hasil dari pelaksanaan Tahap 4, yaitu Memorandum Program. Ketiga dokumen tersebut perlu disiapkan Kabupaten/Kota sebelum implementasi fisik dapat dilakukan.

Dokumen sanitasi terdiri atas:
1.       Buku Putih Sanitasi (BPS), Panduan Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS), bisa dilihat Disini
2.       Strategi Sanitasi Kabupaten/ Kota (SSK), Panduan Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/ Kota (SSK), bisa dilihat Disini
3.       Memorandum Program Sanitasi (MPS), Panduan Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS), bisa dilihat Disini

Bagaimana Tahapan Pelaksanaan PPSP:
Tahapan Pelaksanaan PPSP
No
Tahapan
Sasaran
Peran Utama & Tanggung Jawab
1
Kampanye, edukasi,  advokasi, 
dan  pendampingan. 
Meningkatnya kesadaran dan  kebutuhan masyarakat  terhadap layanan sanitasi.
Pusat, Provinsi
2
Pengembangan  kelembagaan 
dan  peraturan.
Meningkatnya koordinasi,  kerjasama, dan kolaborasi  antar pemangku kepentingan
Pusat, Provinsi, kabupaten/ kota
3
Penyusunan  rencana strategis 
(SSK). 
Tersusunnya dan  ditetapkannya strategi  pengembangan layanan  sanitasi permukiman (air  limbah domesk,  persampahan, drainase  perkotaan dan komponen  pendukungnya). 
kabupaten/ kota
4
Persiapan  Memorandum 
Program (MPS).
Meningkatnya akses  pendanaan untuk  pembangunan, rehabilitasi  operasional dan pemeliharaan  prasarana dan sarana sanitasi  (APBD Kabupaten/Kota,  APBN, bantuan luar negeri,  investasi swasta, kontribusi  masyarakat, dll).
Pusat, Provinsi, kabupaten/ kota
5
Implementasi.
Tersedianya prasarana dan  sarana sanitasi yang sesuai  dengan kebutuhan  masyarakat, berkualitas dan  berkelanjutan. 
Pusat, Provinsi, kabupaten/ kota
6
Pemantauan dan  evaluasi. 
Kesesuaian pelaksanaan  program/ kegiatan dengan  rencana. 
Pusat, Provinsi, kabupaten/ kota