Hunian vertikal berbasis transportasi atau Transit Oriented Development (TOD) memudahkan masyarakat melakukan mobilitas dalam beraktifitas.
RUMAH
atau hunian menjadi kebutuhan penting, terutama di kota besar. Terbatasnya
lahan membuat ketersedian rumah tapak kian menyusut. Menjawab kebutuhan itu,
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membuat
kebijakan dan mendorong dunia usaha mengembangkan hunian vertikal berbasis
transportasi atau Transit Oriented Development (TOD).
Salah
satu keuntungan tinggal di TOD selain mendapatkan hunian yang layak, masyarakat
juga akan lebih mudah bepergian dengan menggunakan sarana transportasi seperti
kereta api komuter. “Saya selalu promosikan ke temanteman bahwa jika anda
membeli TOD, selain membeli rumah juga dapat kereta api.” kata Menteri Basuki.
Menurutnya,
dengan memilih tinggal di TOD, maka masyarakat secara tidak
langsung bisa menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi. Apalagi ada
jaminan ketepatan jadwal sarana transportasi seperti kereta api atau Kereta Rel
Listrik (KRL)/Commuter line. Apalagi sekarang pelayanan PT KAI semakin baik
kepada masyarakat. “Salah satu keuntungan tinggal di TOD masyarakat bisa
diantar jemput kereta api. Masyarakat lebih mudah melakukan mobilisasi karena
terintegrasinya hunian dengan transportasi massa.” imbuh Menteri Basuki.
Untuk
meningkatkan ketersediaannya hunian TOD, Menteri PUPR juga meminta agar sinergi
antar kementerian, seperti Kementerian PUPR dengan Kementerian BUMN bisa lebih ditingkatkan
lagi. Apalagi masih banyak aset-aset PT KAI yang juga bisa dimanfaatkan sebagai
TOD sehingga secara tidak langsung bisa mendukung Program Sejuta Rumah, dan
program-program pemerintah untuk menyediakan hunian layak bagi masyarakat.
Selain
itu, Menteri PUPR juga meminta Perum Perumnas dan para pihak terkait bisa
kembali ke rencana/ garis besar perjuangan (khittah) agar bisa lebih berperan
untuk menyediakan hunian layak bagi masyarakat.
Sementara
itu, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, salah satu hasil sinergi
Kementerian PUPR dengan Kementerian BUMN dalam pembangunan hunian berkonsep TOD
adalah Rusun Semesta Mahata Serpong. Merupakan salah satu hasil sinergi antar
BUMN yaitu Perum Perumnas, PT KAI dan PT Adhi Karya.
Pembangunan
Rusun TOD merupakan sinergi transportasi umum dan pemenuhan kebutuhan
perumahan, yang juga merupakan salah satu langkah Perum Perumnas memperbaiki
bisnis modelnya melalui sinergitas dengan BUMN lainnya. Di masa depan Perumnas
juga didorong untuk melaksanakan kerja sama dengan swasta.
“Di
masa pandemi COVID-19 suka tidak suka pemerintah, harus mengantisipasi
kebutuhan masyarakat seperti penyediaan hunian TOD ini yang juga cocok untuk
generasi milenial. Tinggal di TOD tidak hanya mengurangi beban lalu lintas
berupa kemacetan lalu lintas namun juga mengurangi emisi gas buang kendaraan
sehingga lingkungan (kualitas udara) bisa terjaga. Fasilitas umum di TOD juga
memadai seperti taman bermain, sarana olahraga, ruang komersial sehingga
penghuninya lebih nyaman tinggal di sini,” terang Menteri BUMN Erick Thohir.
Kemudian, Direktur Utama Perum Perumnas, Budi Saddewa
Soediro mengatakan, Rusun TOD Rawa Buntu merupakan proyek sinergi BUMN, dengan
penyediaan lahan dari PT KAI dan pembangunannya oleh Perumnas bersama
kontraktor PT Adhi Karya.
Pembangunan
Rusun TOD di Stasiun Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan dilakukan oleh
Perum Perumnas di atas lahan seluas 24.626 m2 sebanyak 6 tower dengan total
hunian sebanyak 3.632 unit. Pada tahap pertama dibangun sebanyak 3 tower
terdiri dari 1.816 unit terbagi menjadi 330 hunian subsidi dan 1.486 hunian non
subsidi.
Hunian Milenial
Bagi
Kementerian PUPR pembangunan perumahan dengan konsep Transit Oriented
Development (TOD) menjadi salah satu agenda khusus untuk memenuhi kebutuhan
tempat tinggal generasi milenial. Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo
mengatakan, tuntutan akan kebutuhan rumah yang layak sangat tinggi untuk para
milenial. “Kami telah menerapkan beberapa upaya antara lain pembangunan
perumahan di lokasi strategis berkonsep TOD,” ujarnya. Menurutnya, konsep TOD
yang berada di lokasi strategis, cocok dengan karakteristik generasi milenial
yang ingin serba cepat dan mudah dalam mengakses transportasi.
“Berdasarkan
pengamatan, milenial juga memiliki kecenderungan menempati tempat tinggal
dengan cara menyewa,” katanya. Sejalan dengan itu, ia menambahkan, pihaknya
telah membuat desain (design) rumah susun sesuai dengan karakteristik generasi
milenial. Terdapat tiga kelompok milenial, yakni milenial awal, berkembang, dan
maju.
“Milenial
awal yakni usia 20-25 tahun dengan desain rumah susun tipe 24. Milenial
berkembang, usia 25-35 tahun dengan desain rumah susun dan tapak tipe 36. Dan
milenial maju 35 tahun dengan tipe 45,” paparnya.
John
Wempi Wetipo juga menyampaikan, bahwa pihaknya bersama dengan lembaga lain
serta pengembang membuat skema pembayaran yang memudahkan generasi milenial
memiliki hunian. “Perlu saya ingatkan bahwa rumah adalah tempat tinggal yang
aman dan tempat pembinaan keluarga, di samping itu juga merupakan aset bagi pemiliknya.
Oleh karena itu rumah bagi milenial merupakan investasi di masa yang akan
datang.” pungkasnya.
Sumber: KIPRAH Vol
111 th XX | Oktober 2021