Tampilkan postingan dengan label Topografi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Topografi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 Februari 2023

Analisis Lahan Untuk Perencanaan Tapak

      Perencanaan Tapak

Perencanaan Tapak merupakan bagian yang penting dan menjadi awal proses pembangunan. Pemahaman kondisi tapak mempengaruhi keputusan dalam mengembangkan gagasan rancangan. Pengetahuan mengenai prilaku komponen komponen yang ada didalam tapak dapat menjadi inspirasi yang cemerlang tentang alokasi dan konfigurasi ruang, penciptaan bentuk, pemilihan material, pemilihan tanaman, bahkan ornamentasi bangunan. Karakter tapak juga menjadi embrio “jiwa tempat” ( Spirit Of The Place).

Tapak dapat diartikan sebagai lahan dengan luas tertentu yang dialokasikan untuk pembangunan suatu fasilitas bagi kegiatan manusia, sedangkan Lokasi berarti posisi relatif suatu objek terhadapa objek yang lain dalam suatu ruang tertentu. Jadi secara sederhana arti kunci tapak adalah lahan dan arti kunci lokasi adalah posisi.

Jadi, Tapak merupakan lahan yang dialokasikan untuk pembangunan. Di dalam tapak terdapat komponen fisik dan non fisik. Antar komponen saling berhubungan dalam lingkup ekosistem. Suatu tapak dapat dianggap sebagai satu unit ekosistem tersendiri, atau hanya sebagai subsistem dari ekosistem yang lebih luas. Suatu tapak dianggap sebagai unit ekosistem jika hal tersebut telah dapat memfasilitasi silklus energi yang menjaga keseimbangan. Kondisi ini ditentukan oleh ragam komponen yang ada dan keterkaitan antar komponen.



Lanskap Ekologi adalah disiplin yang dapat menjadi jembatan untuk memahami tapak dalam konteks sistem lingkungan dengan bahasa spasial. Berdasarkan teori disiplin ini, ragam komponen dan keterkaitan antar komponen terefleksikan dalam tapak sebagai tatanan struktural dan tatanan lokasional.

Analisis Lahan

Salah satu tugas penting perencanaan tapak adalah mengalokasikan bagian bagian lahan untuk berbagai kegiatan. Kegiatan yang berbeda memerlukan petak lahan yang memiliki kualitas yang berbeda dalam hal stabilitas, daya dukung struktural, dan peluang pengembangan konfigurasi ruang. Pengetahuan dalam menggali masalah dan potensi lahan, terkait dengan topografi, karakter batuan, dan sifat-sifat fisik tanah dalam kaitannya dengan tujuan pembangunan merupakan dasar pengambilan keputusan rancangan tapak.



Topografi merupakan gambaran tiga dimensi dari permukaan bumi. Topografi dapat di gambarkan dengan peta kontur, peta elevasi, peta kemiringan, potongan dan gambar tiga dimensi. Dalam perencanaan Tapak, kondisi topografi berpengaruh terhadap rencana peletakan bangunan, jalan, parkir, drainase, infrastruktur dan utilitas lainnya, penciptaan ruang terbuka, serta rencana tata visual kawasan.



Untuk tujuan pembangunan, seringkali diperlukan penyesuaian/ pengolahan topografi yang disebut Grading. Tindakannya lazim disebut cut and fill. Perencanaan grading dapat dilakukan dengan bantuan peta kontur dan potongannya. Kontur yang direncanakan digambar dengan garis penuh, sedangkan kontur eksistingnya digambarkan dengan garis putus-putus.

Pengenalan jenis tanah dan geologi ditujukan untuk mengetahui secara cepat potensinya terkait dengan kondisi hidrologi, stabilitas dari sifat mengembang, kekuatan terhadap erosi, daya dukung, stabilitas untuk pondasi dan lokasi jalan, serta stabilitas untukbahan dasar jalan. Lapisan batuan yang mendasari tapak memiliki pengaruh terhadap rencana peletakan banggunan, perencanaan pondasi, dan pengelolaan air dalam tapak. Karena pengaruh kondisi topografi, posisi lapisan geologi dapat bervariasi pada bagian-bagian lahan. Untuk itu, sebelum melakukan pembangunan, perlu menguji lapisan tanah untuk mengetahui variasi kedalaman lapisan batuan dalam tapak. Informasi ini berperan penting dalam memberikan pertimbangan bagi pembangunan, karena berkaitan dengan perhitungan stabilitas, biaya konstruksi, dan penempatan ragam aktivitas.



Tanah merupakan batuan yang telah lapuk, baik oleh proes fisika, kimia maupun biologi. Sifat dan karakter tanah ditentukan oleh iklim, organisme, topografi, batuan induk dan waktu. Hal-hal penting terkait perihal tanah yang perlu dipelajari dalam perencanaan tapak adalah komponen, struktur dan tekstur. Mineral, matrial organik humus, udara, air, dan mikroorganisme merupakan komponen penyusun tanah. Komposisi tanah dapat diungkapkan sebagai volume fraksi dan berat (massa) fraksi.

Meneral dan material organik adalah partikel solid penyusun struktur tanah, yang mengindikasikan kekuatan dan stabilitas, sedangkan air dan udara adalah pengisi rongga-rongga tanah yang mengindikasikan porositas. Pembedaan material menjali lempung, lumpur dan pasir didasarkan pada perbedaan ukuran-ukuran butiran partikelnya yang dominan; lempung berukuran <0,002 mm; lumpur berukuran 0,002-0,02 mm; sedangkan pasir berukuran 0,02-2 mm. Pengukuran butiran tanah dapat dilakukan dengan cara penyaringan (untuk butiran besar) dan pengendaapan (Untuk Butiran Kecil/ halus). Karakter tanah berdasarkan proporsi kandungan lempung, lumpur dan pasir yang menyusunnya disebut tekstur tanah.

Tiap jenis tanah mempunyai sifat yang mempengaruhi keberadaan dan perilaku komponen-komponen lain seperti air dan tanaman. Jenis tanah juga berpengaruh terhadap kekuatan struktur dan responnya terhadap erosi, yang merupakan akibat dari kepadatan jenis dan kekuatan daya ikat di dalamnnya.

Daya dukung tanah, yaitu kekuatan tanah dalam menyangga beban vertikal tanpa ada gerakan turun (ambles), ditentukan oleh berat jenis tanah/kepadatan ( Massa per unit volume yang dinyatakan dalam satauan kg/m3). Berat jenis juga mengindikasikan daya dukung tanah.

Porositas adalah proporsi rongga yang ada pada struktur tanah. Porositas berpengaruh pada permeabilitas tanah. Permeabilitas mempengaruhi kadar air dalam tanah, yaitu proporsi (persentase) air yang terkandung dalam tanah dibandingkan berat sisi solidnya.

 

Sumber: Oleh Retno Widodo D. Pramono, dkk dalam Perencanaan Tapak dan Lingkungan, penerbit Gajah Mada University Press Tahun 2021