Mengapa Kita Perlu Membangun Desa?
Semua negara berupaya menghasilkan sumber pangan dari hasil swasembada. Ketergantungansumber pangan dari negara lain hanya akan menciptakan "bom waktu" yang membuat kesengsaraan warga negara tersebut. Hampir semua negara berupaya memproteksi sektor pertanian mereka . Negara kita yang dikenal sebagai negara agraris, memiliki potensi sumber daya pertanian yang luar biasa. Karena itu, kita perlu membangun desa sebagai basis kehidupan.
Membangun
desa berarti menyediakan berbagai alternatif kesempatan kerja atau peluang
berusaha di desa. Telah dikemukakan sebelumnya bahwa sektor unggulan yang dapat
dikernbangkan di desa adalah sektor pertanian. Salah satu faktor produksi yang
berperan penting dalam menunjang sektor pertanian adalah ketersediaan lahan .
Penataan ruang di perdesaan harus mampu menjamin ketersediaan lahan pertanian
secara optimal dan menghindari berbagai pemanfaatan lahan tersebut untuk
kegiatan lain.
Masyarakat pedesaan bergerak pada sektor pertanian dengan
berbagai hasil produksi pertanian tanaman pangan jenis padi ladang dengan
intensifikasi pengunaan Ia han dan lain-lain. Sayangnya, petani kita sebagian
besar termasuk golongan petani gurem; petani yang tidak memiliki Iahan atau
punya Iahan kurang dari 0,5 Ha. Malahan, kebanyakan petani hanya menjadi
buruh tani yang mengandalkan pendapatannya dari upah yang hanya cukup untuk
hidup (subsisten).
Akibatnya, banyak dari mereka yang terpaksa membuka hutan
untuk mendapatkan lahan pertanian atau
memanfaatkan hasil hutan untuk dijual. Ruang belum menjadi sahabat bagi mereka
karena ketidakmampuan mereka. Ruang pedesaaan telah mengalami tekanan
transformasi (peralihan) lahan untuk kegiatan di luar sektor pertanian.
Lahan-lahan subur di pinggiran/perbatasan kota telah berubah fungsi misalnya
untuk kawasan industri. Karawang, dulu terkenal sebagaj penghasil beras
(lurnbung beras nasional). Kini, Karawang telah berubah wajah menjadi kota
industri dan pemukiman.
Kita harus mengakui bahwa masih banyak kekurangan dalam
pembangunan perdesaan yang terjadi terutama yang berkaitan dengan aspek
ketimpangan pembangunan . Mari kita cermati. Selama ini, pembangunan perdesaan
lebih banyak didominasi dilakukan di pulau Jawa . Bagi kalangan ahli telah timbul
kekhawatiran bahwa Pulau Jawa akan mengalami kejenuhan karena banyaknya jumlah
penduduk. Bahkan, ada 'kekhawatiran yang tidak rasional bahwa kalau dibiarkan
terus menerus, maka Pulau Jawa dapat tenggelam. Jumlah penduduk perdesaan di
Indonesia juga banyak di pulau Jawa. Harus diakui bahwa sumbangan terbesar
produksi beras berasal dari pulau Jawa, karena lahan di pulau ini memang terkenal
sangat subur.
Persoalan lain yang dihadapi dalam pembangunan perdesaan di
pulau Jawa adalah meningkatnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk di
perdesaan memberikan dampak antara lain makin menyusutnya kesempatan kerja di
sektor pertanian (karena luas lahan tetap sedangkan penduduk bertambah) dan
meningkatnya pengangguran . Kesempatan kerja di luar sektor pertanian lebih
banyak di perkotaan sehingga banyak penduduk desa yang pergi ke kota
(urbanisasi) . Di kota, karena kemampuan mereka yang terbatas, maka mereka
lebih banyak masuk pada sektor-sektor informal seperti pedagang kaki lima,
buruh pabrik atau pemulung. 'Kondisi ini membuat makin runyamnya permasalahan
sosial yang terjadi.
Pembangunan harus disebar karena ruang perdesaan di luar
pulau Jawa masih cukup luas. Beragam potensi dan karakteristik desa di luar
pulau Jawa belum tergarap secara optimal. Dari segi kesuburan Ia han, daerah di
luar pulau Jawa relatif tidak terlalu subur dan sektor yang banyak dikembangkan
adalah sektor perkebunan dan perikanan. Hal ini bukan berarti, perdesaan di
luar pulau Jawa tidak memproduksi padi. Hanya saja, hasil beras tidaklah
sebesar hasil produksi beras dari pulau Jawa . Desa di luar pulau Jawa banyak
yang masih tertinggal, terisolasi dan terletak di perbatasan antar negara .
Kadang, batas antara desa dengan desa lain di negara tetanggal sering kabur
sehingga menyulitkan dalam pembangunan.
Pada masyarakat perdesaan yang berada di wilayah tertinggal
pada umumnya masih belum banyak memperoleh akses terhadap pelayanan sosial,
ekonomi, dan infrastruktur yang masih sangat terbatas serta terisolir dari
wilayah di sekitarnya . Ada desa yang memiliki jarak dengan desa terdekat
sekitar 3 km harus ditempuh berjalan kaki selama 5 jam dan melalui jalan
setapak. Tentu saja, tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut
sangat rendah. Bagi mereka, keh idupan yang layak baru dapat diperoleh apabila
pemerintah memiliki perhatian yang cukup besar untuk membangun desanya .
Pada masyarakat perdesaan yang tinggal di wilayah perbatasan,
termasuk pulau-pulau kecil terluar sebenarnya
memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, serta merupakan wilayah
yang sangat strategis bagi pertahanan dan keamanan negara . Keh idupan
masyarakatnyapun masih jauh dari kehidupan yang sejahtera. lronisnya, kondisi
kehidupan mereka justru sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan kondisi
masyarakat desa pembangunan di wilayah negara tetangga. Salah satu dampak yang
timbul adalah banyak kasus-kasus penyelundupan yang terjadi di daerah
perbatasan. Sementara itu daerahdaerah pedalaman yang ada juga su lit
berkembang terutama karena lokasinya sangat terisolir dan sulit dijangkau.
Diantaranya banyak yang tidak berpenghuni atau sangat sedikit jumlah
penduduknya, serta belum tersentuh oleh pelayanan dasar pemerintah.
Buruknya kondisi infrastruktur di perdesaan mempersulit upaya
mensejahterahkan masyarakat desa. Di sektor kesehatan, banyak timbul kasus
penyakit seperti polio, busung Iapar, muntaber, terjadi di perdesaan yang
terutama memiliki pelayanan umum yang terbatas. lmplikasinya, kualitas sumber
daya manusia di perdesaan menjadi terhambat.
Fenomena di atas memberikan gambaran pada kita bahwa
membangun perdesaan yang kokoh masih memerlukan kerjakeras dan keseriusan dari
semua pihak. Semangat yang dibangun adalah membangun desa berarti membangun kemajuan
negeri. Sudah waktunya orientasi pembangunan perdesaan lebih diperkuat. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prekonomian perdesaan.
Di sektor pertanian pangan, kita harus mempertahankan luasan
Iahan sawah terutama pada wilayahwilayah yang memiliki lahan subur.
Pengalihan lahan subur untuk kegiatan di luar sektor pertanian hendaknya
dibatasi. Misalnya, untuk membangun pabrik-parik bagi keperluan industri, kita
perlu membangun lebih banyak lagi kawasan industri di luar Jawa. Pemerjntah
dapat memberikan kemudahan lebih banyak bagi investor yang mau membangun
pabriknya di luar pulau Jawa. Penataan ruang bagi kepentingan sektor pertanian
harus diperjelas dan dipertahankan. Tujuarinya, agar keamanan pangan di negara
kita dapat terjaga,dan kita mampu melakukan swasembada (menghasilkan sendiri)
pangan bagi kepentingan kesejahteraan rakyat.
Kegiatan perekonomian di perdesaan juga harus ditingkatkan
dengan melakukan industrialisasi perdesaan, yaitu usaha menciptakan kegiatan
industri yang mengolah potensi pertanian agar dapat meningkatkan nilai tambah,
baik bagi petani maupun bagi masyarakat pada umumnya. Sebagai contoh, di wilayah
perdesaan yang banyak menghasilkan produksi nenas, maka kita dapat membangun industri
pengolah nenas. Kalau petani hanya sekedar menjual panen nenas, maka hasil yang
diperoleh lebih kecil ketimbang produksi nenas dalam kaleng. Selain itu, adanya
pabrik akan menambah kesempatan kerja di perdesaan.
Program lain yang dapat dikembangkan dalam mempercepat
pembangunan perdesaan adalah melalui program agropolitan . Program agropolitan
merupakan program pengembangan ekonomi sektor pertanian baik dalam bidang
produksi, pemasaran dan sistem informasi pasar untuk dapat memberdayakan petani
sebagai produsen sekaligus pemasar produk yang pada akhirnya nilai tambah yang
dihasilkan dimiliki lebih banyak oleh petani. Semua pihak harus membantu
program ini, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta maupun
masyarakat. Adanya program agropolitan tersebut lebih memudahkan pemerintah bagi
pengembangan infrastruktur di perdesaan.
Bagaimana Merencanakan Pembangunan Desa?
Perencanaan desa adalah suatu proses perencanaan bersama
masyarakat. Dalam proses tersebut warga dan wakil-wakilnya bekerja bersama
tenaga perencana dan ahli teknik untuk mengembangkan, melalui dialog dan
presentasi teknis, rencana desa.
Rencana ini akan mendokumentasikan kepemilikan tanah di masa
lalu dan akan datang, tata guna tanah, lokasi dan standar teknis yang bersifat
umum untuk infrastruktur, perumahan, tempat kerja, serta fasilitas sosial dan
peribadatan . Proses perencanaan masyarakat dirancang sedemikian untuk menjamin
bahwa warga mendapat pilihan yang realistis dan sesuai untuk rancangan
kehidupannya di masa mendatang, dan bahwa penerapan dan dampak pilihan tersebut
dibicarakan secara terbuka dan dipahami sepenuhnya . Perencanaan tersebut
dianggap final dan resmi apabila sudah ditandatangani oleh wakil-wakil warga .
Proses Perencanaan Desa diusahakan dapat mencapai :
• kemandirian masyarakat.
• perumahan, prasarana dan fasilitas masyarakat yang
berkelanjutan.
• perlindungan maksimal dari bencana alam, terutama gempa
bumi dan tsunami .
• pelestarian kawasan bersejarah, budaya, dan alam
lingkungan.
Manfaat perencanaan yang bertumpu pada peran serta masyarakat
sangatlah nyata dan signifikan. Perencanaan Desa yang tepat akan membantu dalam
mencapai pembangunan yang berkelanjutan, meminimalisasikan konflik sosial jangka
panjang dan mengurangi potensi bahaya dan dampak yang diakibatkan oleh bencana
alam .
Masyarakat desa sudah terbiasa melakukan musyawarah. Bahkan,
masyarakat desa merupakan piooner dalam demokrasi dimana pemilihan kepala desa
selalu dilakukan dengan pemilihan langsung. Tingkat partisipasi masyarakat desa
dalam pengambilan keputusan juga tinggi. Sebab, masyarakat desa rnemiliki kepedulian
yang besar untuk bahu-membahu membangun wilayahnya. Kita tentu pernah mendengar
istilah rembug desa. Balai desa menjadi tempat berkumpul warga untuk
mebicarakan kepentingan desa mereka.
Maka, dalam perencanaan pembangunan desa, peran serta
masyarakat merupakan kondisi yang utama dimana warga dan wakil-wakilnya
terlibat secara aktif dalam merencanakan masa depan mereka. Beberapa tahapan
kegiatan umum yang dilakukan dalam musyawarah antara lain melalui dialog Warga / Kesepakatan Warga . Dalam dialog dibahas
rencana keg iatan dan pilihan pengambilan keputusan.
Kebutuhan pembangunan ruang di pedesaan memang tidak serumit
di perkotaan. Lahan di pedesaan relatif lebih luas. Dalam pembangunan
infrastruktur, proses pembebasan lahan ju-ga relatif tidak sulit. Beberapa
kebutuhan dasar infrastruktur yang perlu dibangun di desa antara lain :
• pemukiman
• sanitasi.
• air bersih.
• akses jalan.
• drainase.
• listrik.
Prasarana desa memang relatif terbatas. Banyak prasarana desa
yang tidak terawat atau karena kurangnya dana pembangunan. Pembangunan
prasarana desa ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa dan
merupakan suatu kebutuhan masyarakat di masa depan. Keberpihakan kepada pembangunan
di perdesaan, harus didasarkan atas kebutuhan masyarakat desa itu sendiri dan
tidak terpengaruh pada kehidupan maupun kebutuhan perkotaan.
Sumber: Penataan Ruang: Sebuah Cermin Peradaban Penerbit Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum