Kota Palembang sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, telah lama dikenal sebagai kota yang berada di tepian sebuah sungai besar, yaitu Sungai Musi. Sungai ini melintasi kota Palembang yang luasnya 400,61 km2 sepanjang lebih kurang 20 km. Sungai ini membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu bagian Seberang Ulu (24,28 persen) dan bagian Seberang llir (75 ,72 persen ).
Masyarakat kota Palembang akrab menyebut Sungai Musi sebagai "Batang Hari Sembilan': Batang
Hari Sembilan ini terdiri dari sembilan sungai yaitu Sungai Musi sebagai induk
dan delapan anak sungai yang besar yaitu sungai Komering, Lematang, Ogan, Leko,
Kelingi, Rawas, dan Lakitan. Di Kota Palembang sendiri mengalir 76 anak sungai
kecil yang semuanya bermuara ke Sungai Musi.
Tidak heran bila sejak lama sungai sudah menjadi sarana transportasi
utama bagi penduduknya. Namun saat ini sungai-sungai kecil tersebut semakin
berkurang. Padahal orang mengenal Kota Palembang sebagai kota dengan banyak
sungai. Namun saat ini orang hanya tahu Sungai Musi saja . Salah satu sebab
"menghilangnya" sungai-sungai kecil yang be rmuara ke sungai Musi
adalah banyaknya pembangunan jembatan yang rata dengan tepi sungai, sehingga
perahu kecil tak mungkin melewatinya. Seharusnya sungai-sungai ini bisa saling
bersambungan dan dapat dimanfaatkan sebagai river tourism.
Pemerintah kota mencanangkan visi untuk mengembalikan kejayaan
Palembang melalui peningkatan lima fungsi kota, yaitu sebagai pusat
pemerintahan, pusat pendidikan, pusat pariwisata, pusat perdagangan, dan pusat
industri. Untuk mewujudkannya, disusunlah tujuan pengembangan kawasan, yaitu:
1. Menciptakan fungsi pusat kota yang majemuk (Mixed use Central
Businness District).
2. Memadukan secara harmonis aktifitas pada Waterfront city, Central
Business District, Wisata dan Budaya .
3. Menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan usaha.
4. Revitalisasi dan preservasi kawasan dan bangunan bersejarah.
5. Menciptakan ruang publik, fasilitas publik dan lingkungan pejalan
kaki.
6. Menciptakan kolase kota, detail arsitektur dan ruang publik yang artistik.
7. Menciptakan kawasan sebagai indentitas dan jiwa masyarakat
Kota Palembang.
Penataan Kota Palembang tidak terlepas dari konsep penataan
tepian sungai, karena panjangnya wilayah yang berbatasan dengan badan air ini.
Segitu pun kawasan pusat kota yang berada di tepian Sungai Musi, meliputi
kawasan Senteng Kuto Sesak (SKS), Masjid Agung, Jembatan Ampera, Museum Sultan Mahmud
Sadaruddin, Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), serta bangunan kuno bergaya
Kolonial, Melayu dan Cina. Kawasan ini menjadi wajah kota yang pertama kali
menyambut kita bila datang ke Kota Palembang.
Penataan kawasan pusat kota ini yang menjadi langkah awal dalam
penataan kawasan tepi air di Kota Palembang. Pada awalnya, kawasan ini
merupakan pusat perdagangan dan permukiman yang cenderung kumuh, kotor dan
tidak teratur. Kekumuhan bangunan dan lingkungan di sekitar kawasan tepi air
dan Jembatan Ampera menjadikan kawasan ini terkenal dengan tingkat kriminalitas
yang tinggi.
Walaupun begitu, pemerintah Kota Palembang dapat melihat pula
potensi yang harus bisa diangkat dalam penataan dan pengembangan kawasan .
Potensi tersebut antara lain nilai historis bangunan bersejarah, arsitektur
urban yang unik, bangunan kuno, rumah bari, bangunan melayu, bangunan arab dan
pecinan. Kawasan ini juga menjadi pusat bisnis penting bagi perekonomian. Kegiatan penataan yang
dijalankan adalah pengembangan kawasan Senteng Kuto Sesak menjadi kawasan yang
bersih dan indah dengan ruang publik luas. Kawasan perdagangan 16 Ilir disulap
dari yang tadinya kumuh, kotor, dan semrawut menjadi kawasan yang tertata rapi.
Pemukiman tepi Sungai Musi direlokasi dan konsolidasi. Penataan dilakukan di
Kampung Kapiten, sebuah kampung nelayan dengan dan terdapat bangunan bersejarah
milik seorang kapiten cina pada masanya. Bangunan ini dilindungi dan dijadikan
salah satu obyek wisata kota.
Penataan Tepian Sungai Musi di Kota Palembang telah memberikan
dampak yang signifikan bagi perubahan wajah kota. Citra sebagai kota yang kotor
dan tidak aman, semakin berubah menjadi kota yang lebih nyaman dan hidup, baik
di siang maupun malam hari sehingga mengundang siapapun untuk menikmatinya.
kegiatan-kegiatan indusrri berkembang, maka industri jasa
pelayanan ikutan pun berkembang pula. Karakreristik unik wilayah tepi air juga
membuka peluang bagi kegiatan reklamasi dan industri pariwisata. Tak hanya
rekreasi air, tetapi pariwisata yang berkaitan dengan sejarah kota tua pun bisa
dikembangkan. Biasanya kota tepi air memiliki sejarah yang cukup tua. Selain
itu potensi budaya masyarakat wilayah tepi air biasanya unik dan merupakan
campuran dari berbagai jenis budaya, baik lokal maupun asing, menambah kekuatan
daya Tarik pariwisatanya.
Potensi lingkungan kawasan ini juga penting, karena menjadi habitat
unik bagi spesies darat dan !aut. di beberapa Kawasan bahkan menjadi tempat
persinggahan kawanan burung yang bermigrasi setiap musimnya. Beberapa kondisi
sedemikian uniknya, sehingga upaya perlindungan keanekaragaman hayati tak mungkin
berhasil tanpa pemeliharaan kawasan tepi air. Walaupun demikian, pemanfaatan
potensi wilayah tepi air perkotaan tak selalu menuntut reklamasi. Banyak cara
untuk memanfaatkan potensinya secara optimal dan memecahkan berbagai permasalahan
yang dipaparkan sebelumnya.
PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KOTA TEPI AIR
Tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan kota tepi air adalah
mengkombinasikan dan mengintegrasikan seluruh potensi yang dimiliki agar dapat
membantu memecahkan permasalahan tipikal yang dihadapi kota tepi air. Pada saat
yang bersamaan, terbuka kesempatan bagi masyarakat setempat unruk mendapatkan keuntungan
dari potensi serta mengembangkannya. Pendekaran yang bisa dilaksanakan adalah
sebagai berikut. Pertama, persoalan yang berulang kali muncul harus
diselesaikan terlebih dahulu. Persoalan tersebut bisa saja berupa persoalan
fisik (tanggul, drainase, polder untuk masalah banjir), maupun persoalan
sosio-ekonomi. Kedua, peningkatan
kondisi fisik dasar dengan memperbaiki prasarana. Selain itu yang lebih penting
adalah peningkatan kondisi sosio-ekonomi dasar, seperti pelatihan, pendidikan,
dan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Ketiga, perbaikan kondisi keseluruhan.
Dalam perbaikan ini perlu dipertimbangkan karakteristik unik kota tepi air
bersangkuran serta potensi lokal regional maupun global. Pengembangannya pun
harus mempertimbangkan keterkaitan hulu dan hilir dalam proses pembangunan
perkotaan. Karena itu ada beberapa aspek yang penting unruk diperhatikan dalam
pelaksanaan pengembangannya.
Aspek teknis ya ng perlu diperhatikan salah satunya adalah aspek
lingkungan. Ekosistem harus tetap terjaga keseimbangannya dan dampak lingkungan
suatu proyek harus diantisipasi. Aspek lain adalah aspek sosio-budaya, misalnya
dengan merenovasi peninggalan bersejarah, membangkitkan partisipasi masyarakat dalam
memelihara budaya lokal. Semenrara itu aspek ekonomi juga harus diperhatikan,
misalnya dengan memperbaiki prasarana unruk meningkarkan kegiatan ekonomi dari
skala lokal sampai internasional. Dari aspek rata ruang, kawasan tepi air dapat
menjadi bagian dominan citra kota dan mengoptimalkan penggunaan lahan.
Oari aspek kelembagaan, perencana bisa menetapkan mekanisme
pengelolaan. Ini termasuk kemungkinan kerja sama antara pemerinrah-swasra dan
parrisipasi masyarakar. Selain itu mekanisme dalam menyusun kebijakan,
peraturan, insentif dan sanksi perlu ditetapkan. Dari sisi keuangan, perlu
dipertimbangkan masalah penganggaran, cara menarik investasi, serra pemanfaatan
dana yang ada.
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PENGEMBANGAN KOTA TEPI AIR
Gelombang globalisasi takkan terelakkan lagi telah menyapu ke
segala penjuru dunia. Tak terkecuali kota-kota tepi air di Indonesia. Karena
itu, cara-cara tradisonal pengembangan wilayah perkotaan harus ditinggalkan.
Prinsip-prinsip baru harus diterapkan dalam mengembangkan kota tepi air di
Indonesia. Prinsip tersebur antara lain adalah diterapkannya perancangan kota
pintar (intelligent urban design) yang menguntungkan kota terkait dan
bermanfaat bagi seluruh sekror produksinya. Standar dan persyaratan dalam
pembangunan kawasan tepi air juga semakin ditentukan kebutuhan bisnis dan
perekonomian dunia.
Sumber: KOTA INDONESIA BERKELANJUTAN UNTUK SEMUA KOMPILASI 5
TAHUN PERJALANAN SUD-FI Oleh Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Penataan Ruang & SUD Forum Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar