Minggu, 10 Juli 2022

PERLUNYA MEMBANGUN DESA

Mengapa Kita Perlu Membangun Desa?

Semua negara berupaya menghasilkan sumber pangan dari hasil swasembada. Ketergantungansumber pangan dari negara lain hanya akan menciptakan "bom waktu" yang membuat kesengsaraan warga negara tersebut. Hampir semua negara berupaya memproteksi sektor pertanian mereka . Negara kita yang dikenal sebagai negara agraris, memiliki potensi sumber daya pertanian yang luar biasa. Karena itu, kita perlu membangun desa sebagai basis kehidupan. 

Membangun desa berarti menyediakan berbagai alternatif kesempatan kerja atau peluang berusaha di desa. Telah dikemukakan sebelumnya bahwa sektor unggulan yang dapat dikernbangkan di desa adalah sektor pertanian. Salah satu faktor produksi yang berperan penting dalam menunjang sektor pertanian adalah ketersediaan lahan . Penataan ruang di perdesaan harus mampu menjamin ketersediaan lahan pertanian secara optimal dan menghindari berbagai pemanfaatan lahan tersebut untuk kegiatan lain.

Masyarakat pedesaan bergerak pada sektor pertanian dengan berbagai hasil produksi pertanian tanaman pangan jenis padi ladang dengan intensifikasi pengunaan Ia han dan lain-lain. Sayangnya, petani kita sebagian besar termasuk golongan petani gurem; petani yang tidak memiliki Iahan atau punya Iahan kurang dari 0,5 Ha. Malahan, kebanyakan petani hanya menjadi buruh tani yang mengandalkan pendapatannya dari upah yang hanya cukup untuk hidup (subsisten).

Akibatnya, banyak dari mereka yang terpaksa membuka hutan untuk mendapatkan lahan pertanian  atau memanfaatkan hasil hutan untuk dijual. Ruang belum menjadi sahabat bagi mereka karena ketidakmampuan mereka. Ruang pedesaaan telah mengalami tekanan transformasi (peralihan) lahan untuk kegiatan di luar sektor pertanian. Lahan-lahan subur di pinggiran/perbatasan kota telah berubah fungsi misalnya untuk kawasan industri. Karawang, dulu terkenal sebagaj penghasil beras (lurnbung beras nasional). Kini, Karawang telah berubah wajah menjadi kota industri dan pemukiman.

Kita harus mengakui bahwa masih banyak kekurangan dalam pembangunan perdesaan yang terjadi terutama yang berkaitan dengan aspek ketimpangan pembangunan . Mari kita cermati. Selama ini, pembangunan perdesaan lebih banyak didominasi dilakukan di pulau Jawa . Bagi kalangan ahli telah timbul kekhawatiran bahwa Pulau Jawa akan mengalami kejenuhan karena banyaknya jumlah penduduk. Bahkan, ada 'kekhawatiran yang tidak rasional bahwa kalau dibiarkan terus menerus, maka Pulau Jawa dapat tenggelam. Jumlah penduduk perdesaan di Indonesia juga banyak di pulau Jawa. Harus diakui bahwa sumbangan terbesar produksi beras berasal dari pulau Jawa, karena lahan di pulau ini memang terkenal sangat subur.

Persoalan lain yang dihadapi dalam pembangunan perdesaan di pulau Jawa adalah meningkatnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk di perdesaan memberikan dampak antara lain makin menyusutnya kesempatan kerja di sektor pertanian (karena luas lahan tetap sedangkan penduduk bertambah) dan meningkatnya pengangguran . Kesempatan kerja di luar sektor pertanian lebih banyak di perkotaan sehingga banyak penduduk desa yang pergi ke kota (urbanisasi) . Di kota, karena kemampuan mereka yang terbatas, maka mereka lebih banyak masuk pada sektor-sektor informal seperti pedagang kaki lima, buruh pabrik atau pemulung. 'Kondisi ini membuat makin runyamnya permasalahan sosial yang terjadi.

Pembangunan harus disebar karena ruang perdesaan di luar pulau Jawa masih cukup luas. Beragam potensi dan karakteristik desa di luar pulau Jawa belum tergarap secara optimal. Dari segi kesuburan Ia han, daerah di luar pulau Jawa relatif tidak terlalu subur dan sektor yang banyak dikembangkan adalah sektor perkebunan dan perikanan. Hal ini bukan berarti, perdesaan di luar pulau Jawa tidak memproduksi padi. Hanya saja, hasil beras tidaklah sebesar hasil produksi beras dari pulau Jawa . Desa di luar pulau Jawa banyak yang masih tertinggal, terisolasi dan terletak di perbatasan antar negara . Kadang, batas antara desa dengan desa lain di negara tetanggal sering kabur sehingga menyulitkan dalam pembangunan.

Pada masyarakat perdesaan yang berada di wilayah tertinggal pada umumnya masih belum banyak memperoleh akses terhadap pelayanan sosial, ekonomi, dan infrastruktur yang masih sangat terbatas serta terisolir dari wilayah di sekitarnya . Ada desa yang memiliki jarak dengan desa terdekat sekitar 3 km harus ditempuh berjalan kaki selama 5 jam dan melalui jalan setapak. Tentu saja, tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut sangat rendah. Bagi mereka, keh idupan yang layak baru dapat diperoleh apabila pemerintah memiliki perhatian yang cukup besar untuk membangun desanya .

Pada masyarakat perdesaan yang tinggal di wilayah perbatasan, termasuk pulau-pulau kecil terluar sebenarnya memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, serta merupakan wilayah yang sangat strategis bagi pertahanan dan keamanan negara . Keh idupan masyarakatnyapun masih jauh dari kehidupan yang sejahtera. lronisnya, kondisi kehidupan mereka justru sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan kondisi masyarakat desa pembangunan di wilayah negara tetangga. Salah satu dampak yang timbul adalah banyak kasus-kasus penyelundupan yang terjadi di daerah perbatasan. Sementara itu daerah­daerah pedalaman yang ada juga su lit berkembang terutama karena lokasinya sangat terisolir dan sulit dijangkau. Diantaranya banyak yang tidak berpenghuni atau sangat sedikit jumlah penduduknya, serta belum tersentuh oleh pelayanan dasar pemerintah.

Buruknya kondisi infrastruktur di perdesaan mempersulit upaya mensejahterahkan masyarakat desa. Di sektor kesehatan, banyak timbul kasus penyakit seperti polio, busung Iapar, muntaber, terjadi di perdesaan yang terutama memiliki pelayanan umum yang terbatas. lmplikasinya, kualitas sumber daya manusia di perdesaan menjadi terhambat.

Fenomena di atas memberikan gambaran pada kita bahwa membangun perdesaan yang kokoh masih memerlukan kerjakeras dan keseriusan dari semua pihak. Semangat yang dibangun adalah  membangun desa berarti membangun kemajuan negeri. Sudah waktunya orientasi pembangunan perdesaan lebih diperkuat. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prekonomian perdesaan.

Di sektor pertanian pangan, kita harus mempertahankan luasan Iahan sawah terutama pada wilayah­wilayah yang memiliki lahan subur. Pengalihan lahan subur untuk kegiatan di luar sektor pertanian hendaknya dibatasi. Misalnya, untuk membangun pabrik-parik bagi keperluan industri, kita perlu membangun lebih banyak lagi kawasan industri di luar Jawa. Pemerjntah dapat memberikan kemudahan lebih banyak bagi investor yang mau membangun pabriknya di luar pulau Jawa. Penataan ruang bagi kepentingan sektor pertanian harus diperjelas dan dipertahankan. Tujuarinya, agar keamanan pangan di negara kita dapat terjaga,dan kita mampu melakukan swasembada (menghasilkan sendiri) pangan bagi kepentingan kesejahteraan rakyat.

Kegiatan perekonomian di perdesaan juga harus ditingkatkan dengan melakukan industrialisasi perdesaan, yaitu usaha menciptakan kegiatan industri yang mengolah potensi pertanian agar dapat meningkatkan nilai tambah, baik bagi petani maupun bagi masyarakat pada umumnya. Sebagai contoh, di wilayah perdesaan yang banyak menghasilkan produksi nenas, maka kita dapat membangun industri pengolah nenas. Kalau petani hanya sekedar menjual panen nenas, maka hasil yang diperoleh lebih kecil ketimbang produksi nenas dalam kaleng. Selain itu, adanya pabrik akan menambah kesempatan kerja di perdesaan.

Program lain yang dapat dikembangkan dalam mempercepat pembangunan perdesaan adalah melalui program agropolitan . Program agropolitan merupakan program pengembangan ekonomi sektor pertanian baik dalam bidang produksi, pemasaran dan sistem informasi pasar untuk dapat memberdayakan petani sebagai produsen sekaligus pemasar produk yang pada akhirnya nilai tambah yang dihasilkan dimiliki lebih banyak oleh petani. Semua pihak harus membantu program ini, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat. Adanya program agropolitan tersebut lebih memudahkan pemerintah bagi pengembangan infrastruktur di perdesaan.

Bagaimana Merencanakan Pembangunan Desa?

Perencanaan desa adalah suatu proses perencanaan bersama masyarakat. Dalam proses tersebut warga dan wakil-wakilnya bekerja bersama tenaga perencana dan ahli teknik untuk mengembangkan, melalui dialog dan presentasi teknis, rencana desa.

Rencana ini akan mendokumentasikan kepemilikan tanah di masa lalu dan akan datang, tata guna tanah, lokasi dan standar teknis yang bersifat umum untuk infrastruktur, perumahan, tempat kerja, serta fasilitas sosial dan peribadatan . Proses perencanaan masyarakat dirancang sedemikian untuk menjamin bahwa warga mendapat pilihan yang realistis dan sesuai untuk rancangan kehidupannya di masa mendatang, dan bahwa penerapan dan dampak pilihan tersebut dibicarakan secara terbuka dan dipahami sepenuhnya . Perencanaan tersebut dianggap final dan resmi apabila sudah ditandatangani oleh wakil-wakil warga .

Proses Perencanaan Desa diusahakan dapat mencapai :

• kemandirian masyarakat.

• perumahan, prasarana dan fasilitas masyarakat yang berkelanjutan.

• perlindungan maksimal dari bencana alam, terutama gempa bumi dan tsunami .

• pelestarian kawasan bersejarah, budaya, dan alam lingkungan.

 

Manfaat perencanaan yang bertumpu pada peran serta masyarakat sangatlah nyata dan signifikan. Perencanaan Desa yang tepat akan membantu dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan, meminimalisasikan konflik sosial jangka panjang dan mengurangi potensi bahaya dan dampak yang diakibatkan oleh bencana alam .

Masyarakat desa sudah terbiasa melakukan musyawarah. Bahkan, masyarakat desa merupakan piooner dalam demokrasi dimana pemilihan kepala desa selalu dilakukan dengan pemilihan langsung. Tingkat partisipasi masyarakat desa dalam pengambilan keputusan juga tinggi. Sebab, masyarakat desa rnemiliki kepedulian yang besar untuk bahu-membahu membangun wilayahnya. Kita tentu pernah mendengar istilah rembug desa. Balai desa menjadi tempat berkumpul warga untuk mebicarakan kepentingan desa mereka.

Maka, dalam perencanaan pembangunan desa, peran serta masyarakat merupakan kondisi yang utama dimana warga dan wakil-wakilnya terlibat secara aktif dalam merencanakan masa depan mereka. Beberapa tahapan kegiatan umum yang dilakukan dalam musyawarah antara lain melalui dialog Warga  / Kesepakatan Warga . Dalam dialog dibahas rencana keg iatan dan pilihan pengambilan keputusan.

Kebutuhan pembangunan ruang di pedesaan memang tidak serumit di perkotaan. Lahan di pedesaan relatif lebih luas. Dalam pembangunan infrastruktur, proses pembebasan lahan ju-ga relatif tidak sulit. Beberapa kebutuhan dasar infrastruktur yang perlu dibangun di desa antara lain :

• pemukiman

• sanitasi.

• air bersih.

• akses jalan.

• drainase.

• listrik.

 

Prasarana desa memang relatif terbatas. Banyak prasarana desa yang tidak terawat atau karena kurangnya dana pembangunan. Pembangunan prasarana desa ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa dan merupakan suatu kebutuhan masyarakat di masa depan. Keberpihakan kepada pembangunan di perdesaan, harus didasarkan atas kebutuhan masyarakat desa itu sendiri dan tidak terpengaruh pada kehidupan maupun kebutuhan perkotaan.

 

 

Sumber: Penataan Ruang: Sebuah Cermin Peradaban Penerbit Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum 

Tidak ada komentar: